Tayuban
merupakan salah satu seni kebudayaan yang ada di Blora. Berdasarkan
keterangan-keterangan yang dapat dikumpulkan, perkataan Tayuban berasal
dari kata Tayub, yang menurut keroto boso adalah ringkasan dari kata
"ditoto guyub" dan itu adalah bahwa didalam penyajian seni tayuban gerak
tari para penari serta gending iringannya diatur bersama supaya
serempak berdasarkan kesepakatan dari para pemain ( penari dan penabuh )
dengan para penonton. Sehingga terwujudlah suatu keakraban dan
persaudaraan. Seni Tayuban menggambarkan penyambutan para tamu atau
pimpinan yang dihormati oleh masyarakat menurut jenjang kepangkatan
mereka masing-masing. Penyambutan itu oleh para pemain wanita yang
disebut joget dengan cara menyerahkan sampur ( selendang yang dipakai
penari wanita ) atas petunjuk pengarih. Tamu yang menerima sampur atau
istilah "ketiban sampur" mendapatkan kehormatan untuk menari
bersama-sama dengan joget.
Asal-usul seni pertunjukan tayub di Kabupaten Blora diduga sudah ada sejak abad ke-15. Pada mulanya tayub merupakan sebuah tarian ritual yang dilangsungkan untuk upacara kesuburan pertanian. Upacara ini dilangsungkan pada saat mulai panen, dengan harapan pada musim tanam berikutnya hasil panen akan melimpah lagi.
Didalam
kelompok seni pertunjukan, tayuban dapat digolongkan tari rakyat
tradisional, sifat kerakyatan sangat menonjol, tampak sebagai gambaran
dari jiwa masyarakat pendukungnya, yaitu masyarakat pedesaan yang umum
dijumpai diwilayah Kabupaten Blora, seperti sifat spontanitas,
kekeluagaan, kesederhanaan, sedikit kasar, namun penuh rasa humor.
Sebagaimana
ciri khas tari ini yang sudah memasyarakat, maka Tayuban sudah menyebar
hampir seluruh Kabupaten Blora. Seni Tayuban pada umumnya dipentaskan
pada upacara adat yaitu sedekah desa, sedekah bumi atau upacara adat
lain. Juga pada orang punya kerja, memenuhi nadar, khitanan,perkawinan
dan sebagainya.
Transmisi seni pertunjukan tayub yang diterapkan menggunakan pendekatan mengajar dan belajar sambil bekerja, dengan melibatkan orang tua atau anggota komunitas tayub yang lebih tua sebagai pendidik dan anak-anak calon fledhek atau wurukan sebagai subjek didik. Transmisi secara tradisional seni pertunjukan tayub berlangsung dengan baik karena adanya unsur-unsur terkait
Keberadaan seni pertunjukan tayub bagi kehidupan masyarakat Blora sangat penting bukan saja secara ekonomis, tetapi juga bermakna penting sebagai warisan tradisional, sarana interaksi sosial, dan sarana dalam kehidupan ritual. Di daerah Kabupaten Blora tarian tayub menggambarkan penyambutan para tamu atau pimpinan yang dihormati oleh masyarakat menurut jenjang kepangkatan mereka masing-masing. Penyambutan oleh penari wanita dengan menyerahkan selendang yang dipakai penari atas petunjuk pemimpin. Tamu yang menerima selendang mendapatkan kehormatan untuk menari bersama-sama dengan penari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar